Sudah lama rasa ingin menjadi pengusaha itu menggebu-gebu, tetapi selain usaha yang masih kurang, pemahaman juga masih dangkal soal itu. Akhirnya bisnis cuma dijalankan seadanya, sekedar berjualan dan tidak ada usaha untuk mengembangkannya.
Tiba-tiba saya teringat perkataan seorang ustadz dalam kajian, dia bertanya, apakah Anda sudah memilih jalan untuk kaya? Atau bahkan Anda tak pernah berpikir bahwa diri Anda bisa kaya?
Kesulitan hidup yang begitu berat terkadang membuat kita bisa berpikir pada pertanyaan kedua di atas. Sering mengeluh dan akhirnya pasrah dengan nasib.
Padahal rupanya tidak begitu, semakin sulit kondisi hidup kita, harusnya semakin kuat azzam kita untuk menjadi kaya.
Dan bisnis adalah cara yang paling cepat untuk menjadi kaya. Berdasarkan survey, 74% orang bisa meraih kekayaan dengan cara berbisnis, 10% menjadi pegawai dan sisanya cara-cara instan lain dalam meraih kekayaan.
Angka ini harus kita pikirkan, sekaligus memberi dorongan, jalan apa yang akan kita tempuh untuk kaya.
Ya Allah izinkan aku jadi pengusaha, izinkan aku dengan bisnis yang kumiliki bisa memberi manfaat pada banyak orang.
Baju yang kujual bisa membantu orang menutup aurat, makanan yang kujual bisa membantu orang-orang memenuhi gizinya, rumah yang kujual bisa membantu orang berteduh di rumah yang bagus namun tetap halal dan berkah.
Ah, rupanya begitu harusnya kita memulai bisnis, bukan semata-mata orientasi keuntungan financial. Perlu juga memperhatikan adab-adab yang rupanya sudah ada dalam nash-nash hadist.
Saya dan Anda mungkin termasuk pedagang yang kurang ramah dalam melayani pelanggan, sering kesal dengan ulah pelanggan yang bikin ngurut dada.
Tetapi kita harus tunduk pada hadist berikut yang memerintahkan kepada pedagang untuk ramah pada para pelanggannya,
“Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis.” (HR. Bukhori dan Tarmidzi)
Ternyata jauh sebelum para trainer bisnis memberikan ilmu teknik marketing soal ramah tamah, Rasulullah sudah mengajarkan pada kita soal ini.
Senyum dan sabar akan mendatangkan rezeki, sebaliknya jutek dan tak sabar akan membuat pelanggan lari.
Mungkin kita sudah sering merasakannya, hanya saja kita tidak tau ternyata Rasulullah sendiri yang memerintahkan kita untuk beramah tamah dalam bisnis.
Pelayanan memang nomor satu, terkadang kualitas produk bisa kalah karena pelayanan.
Orang yang punya barang bagus dengan system pelayanan yang tidak bagus bisa kalah dengan barang yang sederhana tapi memiliki pelayanan yang baik. Yuk mulai sekarang mencoba tersenyum pada pelanggan. Senyum pada pelanggan, rezeki akan datang.
Karena Allah sudah memberkahi kita, siapa yang bisa menandingi keberkahan yang Allah berikan, tidak satu pun manusia. Maka itu, inilah teknik marketing dari Allah yang harus kita praktekkan.
Oleh: Nafi’ah Al-Ma’rab
0 Komentar