Mendidik Anak dengan Al Quran Sejak Usia Kandungan

Pentingnya Pendidikan Al Quran untuk Anak 

Tak banyak orang tua yang memahami bagaimana pentingnya pendidikan anak pada usia kandungan. Dari yang sedikit itu, masih lebih sedikit lagi yang mengajarkan Al Quran pada anak sejak dari usia kandungan.

Padahal Al Quran menjadi satu-satunya cara terpercaya bagi siapa saja untuk menjadi cerdas dalam hidup. Terlebih lagi seorang janin dalam kandungan yang masih menyerupai kaset kosong, sangat kuat daya rekamnya.

Maka dengan mengajarkan Al Quran pada anak sejak dari usia kandungan, sama halnya kita sedang mempersiapkan cara terbaik untuk anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar nantinya.

Mengapa kita perlu untuk mengajarkan Alquran terhadap anak sejak dalam usia kandungan? Berikut ini beberapa alasannya:

1. Mewujudkan mimpi kita untuk memiliki seorang anak yang hafidz dan hafidzhoh sudah harus dimulai sejak dari usia kandungan.

2. Membantu meningkatkan kecerdasan otak anak sejak dini. Kecerdasan anak mengenal Al Quran akan membawa pada kecerdasaan di bidang ilmu lainnya, itu akan terjadi dengan izin Allah secara otomatis.

 3. Meningkatkan karakter kelembutan pada anak.

Al Quran akan membuat siapa saja yang mengakrabinya akan menjadi lembut dan baik, tak terkecuali anak-anak. Ada banyak alasan yang harus kita pahami mengapa pentingnya kita melakukan pendidikan Al Quran pada anak dalam usia kandungan.

Orang tua pun akan lebih meningkat kondisi ruhiyahnya apabila ia secara rutin mengajarkan kepada anak tentang Al Quran. Terlebih lagi bagi seorang ibu yang sehari-harinya bersama anak yang ia kandung.

Langkah-langkah Mengenalkan Al Qur’an pada Bayi dalam Kandungan 

Setelah memahami pentingnya pendidikan Al Quran bagi seorang anak, hal selanjutnya yang harus diketahui adalah bagaimana cara mengimplementasikan pendidikan Al Qur’an pada anak sejak dari usia kandungan.

Berikut ini dijelaskan beberapa langkah aplikasi yang bisa dilakukan oleh seorang ibu untuk melakukan pendidikan Al Qur’an bagi anak sejak dari kandungan:

1. Membuat jadwal sekolah kandungan mengenal Al Qur’an

Anak-anak dalam kandungan pun harus sudah disekolahkan, terutama untuk pendidikan Al Qur’an. Buatlah jadwal rutin anak untuk mengenal Al Qur’an sejak dini. Beberapa jadwal sekolah kandungan yang bisa diadopsi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pagi mengenal huruf hijaiyah: sebutkan huruf hijaiyah satu persatu ke perut ibu secara berulang-ulang dan suara yang sedikit pelan dan tegas. Ajak anak kita untuk mengenal huruf tersebut dengan menyebutkan bunyinya. Ajak anak berkomunikasi memahami ini.

b. Siang mendengarkan tilawah Al Qur’an dari ibunya secara langsung. Jadi sang ibu harus lah membaca Al Qur’an dengan nada yang jelas sambil mengajak anak untuk mendengarkannya.

c. Sore atau malam mendengarkan tilawah Al Qur’an dari kaset dan sejenisnya. Keajaiban Al Qur’an pada bayi dalam kandungan bahkan bisa merubah posisi dari yang tidak normal menjadi normal, dari yang sungsang menjadi normal.

d. Ingatkan pada anak setiap kali mendengar lantunan ayat-ayat Al Qur’an, adzan, kita menunaikan wudhu, bangun shalat tahajjud dan sebagainya dengan langsung mengajaknya berkomunikasi. Tepuk perut sambil ucapkan apa yang akan kita lakukan, misalnya, ‘Nak, itu suara adzan’ dan sebagainya.

2. Mengajak anak ke majlis Al Qur’an

Aktivitas yang dilakukan oleh seorang ibu pada saat mengandung seorang anak akan memberikan pengaruh psikologis pada anak setelah ia lahir.

Bagi ibu yang sedang mengandung, perbanyak lah mengikuti berbagai majlis zikir, majlis Al Qur’an dan sebagainya yang di dalamnya mengkaji ilmu dan ayat-ayat Allah SWT. Faktanya, kebanyakan orang tak menyadari ini.

Seorang ibu hamil berlaku sembarangan tanpa mengingat bagaimana kelak bayi yang akan dilahirkannya. Apapun yang dilakukan seorang ibu pada saat hamil, hal itu akan memberikan pengaruh pada si bayi dalam kandungan.

Jangan lupa, setiap kali seorang ibu menghadiri majlis ilmu atau majlis Al Qur’an, tepuk perut sambil ucapkan, ‘Nak, kita sedang mengikuti majlis Al-Qur’an.” dan sebagainya.

3. Memakan makanan yang halal, toyyibah dan sesuai sunnah

Mempersiapkan genarasi hafiz Al Qur’an juga sudah harus dipersiapkan sejak dari kandungan dengan cara member makanan yang sesuai dengan sunnah. Makanan yang subhat, membinasakan atau bahkan haram akan tumbuh menjadi daging bagi tubuh si anak.

Bagaimana pun seorang penghafal Al Qur’an harus terjaga makanannya dari hal-hal yang subhat atau bahkan haram. Oleh karena itulah di dalam Islam dianjurkan untuk memberikan makanan dan minuman sunnah ke pada sang anak seperti madu, kurma, minyak zaitun dan sebagainya.

Semua ini sudah harus dimulai sejak dari alam kandungan, ketika lahir dan hingga ia besar. Seorang ibu hamil tidak dibenarkan menikmati makanan-makanan subhat atau yang membinasakan. Subhat baik dari cara mendapatkannya, zat nya atau cara pengolahannya.

Makanan yang membinasakan seperti aneka makanan yang mengandung zat aditif seperti penyedap, pewarna, pemanis dan seabagainya.

Makanan yang diragukan kehalalannya seperti aneka obat-obatan yang mengandung komponen barang haram seperti babi, atau berbagai jenis makanan yang meskipun halal secara zat namun diragukan dalam hal memperolehnya.

Sedangkan beberapa makanan yang baik dan halal yang bisa dikonsumsi oleh seorang ibu hamil diantaranya adalah aneka sayur dan buah, kurma, madu, minyak zaitun, minyak ikan, air kelapa muda, susu kedelai, berbagai herbal lain yang tidak membahayakan dan sebagainya.

Dalam pemahaman ini pula lah mengapa ada sebagian pendapat orang yang menolak berbagai suntik vaksin maupun imunisasi pada bayi-bayi mereka.

Menghindari masuknya zat yang masih diragukan kehalalannya ke dalam tubuh calon penghafal Al Qur’an merupakan salah satu tahapan yang dipersiapkan untuk melahirkan anak-anak penghafal Al Qur’an.

Sangat banyak cara-cara kreatif yang bisa dilakukan untuk mengenalkan anak pada Al Qur’an sejak dari kandungan.

Hal yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana orang tua member contoh. Keluarga dakwah yang komitmen dengan Al Qur’an akan mudah saja melakukan hal tersebut pada anak-anak mereka yang akan lahir.

Penulis: Nafi'ah al-Ma'rab

Posting Komentar

0 Komentar