Cara Menyikapi Suami yang tidak Romantis, Emak-Emak Jangan Baper


Cara Menyikapi Suami yang tidak Romantis? Emak-Emak Jangan Baper Mak-Mak, siapa yang suaminya nggak romantis? Ayo cung tangan, kita senasib dah hehe. Tapi tenang saja, saya ada tips nih biar lebih tenang dan bahagia. 

Coba diinget-inget, kira-kira sepanjang pernikahan apa sih peristiwa paling romantis yang bikin Mak berkesan? Kalau belum ada sabar ya Mak, yang paling penting keluarga masih adem ayem kan? 

Kadang-kadang kita sering baper ya ngelihat pasangan yang romantis di sosmed, di dunia nyata bahkan. Tapi pas ngelihat suami sendiri harus urut dada deh jadinya. Tapi sebenarnya apa bener sih memang suami kita nggak romantis? Jangan-jangan penilaian kita ini soal persepsi saja. 

Sebelumnya kita perlu sepakat dulu nih, yang dimaksud romantis kalau menurut Mak itu gimana? Apa yang selalu ngasi bunga ala sinetron? Atau sering bikin puisi ala Aan Mansur? Atau mungkin yang suka ngasih-ngasih hadiah pas ultah gitu? 

Nah, kan jawabannya mungkin beda-beda ya Mak. Jadi dari pada pusing, simak tips dari saya ini. Begini cara menyikapi suami yang nggak romantis babar blas, biar Mak nggak stres dan keluarga pun tetap enjoy. 

Romantis Istri dan Suami Ternyata Beda Standar, Kok Bisa? 


Suatu ketika saat jadi panita pelatihan keluarga samara saya merekam jelas perkataan seorang narasumber yang kebetulan bapak-bapak. Pembicara ini bicara atas dasar apa yang dia pikirkan sebagai lelaki. Kira-kira begini perkataannya. 

“Perempuan dan laki-laki itu seringkali berbeda cara dalam mengungkapkan perasaan romantis. Kalau ibu pengennya diajak duduk di tempat yang indah, dikasi hadiah, diberi kata-kata romantis yang bikin melayang. Lah, kalau bapak-bapak kadang nggak kepikir sampai situ. Si Bapak berpikir kalau romantis itu ya cukup jalan keliling komplek berdua sambil bincang soal anak-anak. Nggak perlu pakai hal-hal lebai yang nggak penting. Sementara si ibu nggak terima dong kalau cuma diajak jalan-jalan. Lah nggak penting amat kan ya, ngapain kalau cuma sekedar jalan gitu doang. Mendingan di rumah bisa nyiapin cucian, dan pekerjaan lain. Kalau mau romantis yang betul-betul romantis suasana dan konten acaranya.” 

Sudah ketemu ya penyebabnya, karena dua-duanya yang namanya suami dan istri ini dibekali kepekaan perasaan dan pikiran yang berbeda. Laki-laki cenderung pada hal-hal logis yang memang dibutuhkan, sementara perempuan kan lebih menekankan perasaan. Jadi untuk sekadar definis romantis saja tentu bisa berbeda. Bagaimana ingin memaksakan agar kedua persepsi ini bisa bersatu? 

Komunikasi dan Komunikasi 

Nggak ada salahnya Bapak atau Ibu bilang ke pasangan masing-masing. “Pa, Mama itu pengennya bapak itu begini dan begini, jangan yang begini doang.” Sampaikan dengan baik dan cara yang paling membuat hati suami tergerak. Tapi, nggak semua berhasil bukan? Bahkan lebih banyak yang gagal dan cuma diketawakan doang. Kalau sudah begitu bagaimana? Apakah bisa terus dipaksa? 

Nggak semua kondisi nyaman dengan pemaksaan, maka yang paling baik adalah memahami dan menerima apa yang menjadi kekurangan. Namun, jangan sampai sebagai istri kamu jadi stres karena berpikir suami yang nggak romantis. Sekali lagi dalam kondisi normal, semua itu terkadang hanya soal persepsi saja. 

Romantis Soal Esensi 

Romantis yang sebenarnya adalah soal esensi. Belum tentu lho suami yang romantis seperti yang kamu lihat di sosmed selama ini mereka menjalankan esensi sebagai suami dengan baik dan benar. Bisa jadi suamimu lebih unggul soal tugas dan tanggung jawab sebagai suami. 

Walaupun mungkin dia tidak bisa berkata-kata puitis, memberi kejutan hadiah dan sejenisnya seperti yang kamu inginkan. Jadi, sepanjang suami masih membahagiakan keluarga, jangan permasalahkan kalau dia tidak bisa bersikap seperti orang kebanyakan. 

Esensinya ia tetap bertanggung jawab dan sayang kepada keluarga, walaupun dengan cara yang tak biasa. Buat suami pula belajar memahami istri dari waktu ke waktu. Apa sih ruginya kalau kamu bawain satu kotak hadiah sebagai kejutan, sesekali untuk membahagiakannya. 

Jangan berpikir wanita itu seperti kamu, wanita itu memiliki perasaan dan kondisi jiwa yang tak sama dengan pria. Intinya sih saling memahami. Sampaikan apa yang ingin disampaikan, jika tidak seperti yang diinginkan, berusahalah tetap bersyukur karena keluarga masih tetap bahagia sampai hari ini. 

Romantis tak selalunya menjadi penentu kebahagiaan rumah tangga, tetapi rumah tangga yang bahagia memang sesekali membutuhkan keromantisan.

Posting Komentar

0 Komentar