Review Film Spies in Disguise, Jujur Versi Emak-Emak


 Foto: Tribune
Musim liburan ini gue dibayarin nonton gratis sama saudara. Mengingat dan menimbang liburan bersama keluarga, akhirnya setelah berpikir hampir 24 jam, jatuhlah pilihan nonton kami pada film animasi berjudul Spies in Disguise. 

Pilihan nonton film ini tak lain dan tak bukan supaya gue bisa masuk bareng anak dan suami. Genre film ini semua umur, jadi cukup amanlah gue pikir walaupun tetep ada beberapa adegan kekerasan di dalamnya ya. 

Gue bukan sufi alis si suka film. Tapi karena latar belakang gue suka bikin karya fiksi, mau tak mau gue harus belajar juga dari cara orang-orang Barat menggarap cerita. Nggak cukup di novel, gue juga pingin belajar dari konflik-konflik yang digarap di sebuah film. 

Nah, untuk sebuah cerita anak dengan pesan yang keren, gue cukup apresiasi dengan film yang bakal gue review kali ini. Simak lebih lengkap ya: 

Spies in Disguise, Pesan Pembentukan Karakter yang Bagus 


 Foto: idntimes
Di awal film ini kita bakal disuguhkan adegan seorang Walter Beckett (Tom Holland) kecil yang sedang curhat dengan ibunya. Ia punya kebiasaan aneh mengumpulkan banyak gadget yang ia rangkai dengan konsep-konsep teori ilmiah. 

Perangkat-perangkat tersebut punya fungsi macam-macam. Bisa dipastikan Walter sangat jago ilmu-ilmu fisika, kimia dan matematika. Kebiasaannya ini dipandang aneh oleh kawan sekolahnya hingga ia tak mau sekolah. 

Namun, apa yang dikatakan ibunya, dunia ini butuh keanehan. Ibunya sangat mendukung kebiasaan anaknya itu hingga pada saarnya kelak keanehan itulah yang akan membuat Walter seperti pahlawan. 

Di sini gue langsung kepikiran anak gue, Guys. Ya, sebagai emak-emak kadang kita sering nggak pede dengan hal-hal aneh yang dimiliki anak-anak. Padahal ternyata support seorang ibulah yang sangat penting. 

Ibu Walter dalam film ini menunjukkan caranya. Bahkan nanti ketika Walter sudah besar, ia akan tetap berpegang pada prinsip, mengalahkan kejahatan tidak harus dengan kejahatan, tetapi dengan cara-cara baik yang unik dan tak biasa. 

Wah, sampai di sini gue keingetan tulisan-tulisan gue, seandainya bisa digarap dengan hal-hal keren kayak film ini? hehe. 

Kreativitas Anak-Anak dan Perkembangan Pengetahuannya 


 Foto: popbela.com
Menurut gue, film ini juga punya pesan bagaimana orang tua mengarahkan anak-anak untuk menjadi seorang yang inovatif dalam belajar.

Mungkin cara itu tak biasa, tetapi pada seorang Walter terbukti berhasil menjadikan ia akhirnya diangkat sebagai pimpinan Agen Data di negerinya. Masa kecil Walter adalah sosok pembelajar, sosok yang literer dan memiliki pengetahuan yang aplikatif. 

Ini jelas beda ya Guys dengan pendidikan kebanyakan anak-anak kita sekarang yang cenderung teoritif. Film ini seolah berpesan, agar kelak kamu punya anak-anak yang bisa merubah dunia, perhatikan bagaimana cara belajarnya saat ini. Keanehan kadang-kadang membuat kejutan di masa akan datang.

Kelemahan Film Spies in Disguise 


 Foto: denofgeek.com
Walaupun secara pesan bagus, tapi sebagai penonton tetep gue punya kritikan ya, Guys. Film ini di awal penyajiannya menurut gue sih kurang menarik. Mungkin ini soal selera gue kali ya. Tapi di awal sin antara Walter dan ibunya gue pikir akan dilanjutkan lagi bagaimana perjalanan belajar dari Walter. 

Tapi justru lebih mengenalkan kepada tokoh Lance Starling (Will Smith) yang nantinya akan jadi teman Walter. Konflik dengan si tangan besi menurut gue sih juga masih terkesan kurang kuat. Cuma gara-gara si tangan besi sebel ngelihat Lance dengan gayanya saat di sebuah bar hingga membuat dendam membara hingga ke akhir cerita. 

Ya, menurut gue latar belakang ini kurang kuat hingga pas gue ngikutin ceritanya agak sedikit kurang tertarik. Untungnya tokoh Walter hadir dengan segala keunikan benda-benda gadgetnya, segala karakter lucunya yang membuat Lance akhirnya jadi burung. 

Bagian tengah hingga akhir film ini cukup bagus, dijamin bikin anak-anak ngakak juga dengan adegan-adegannya. Kalau kamu bawa anak, gue saranan pas adegan di awal-awal film kamu perlu kasi penjelasan ke anak-anak ya. 

Adegan yang nggak ramah anak ini yang perlu kamu filter. Gue juga sempet risau di awal-awal, tetapi akhirnya cukup tenang deh. Sekian dulu reviewnya ya, itu penilaian gue. Kamu bagaimana? Silakan nonton sendiri hehe.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Aku sukanya filem hello kitty dengan gayanya yang santai, jauh dari konflik, dan penuh warna cerah merona sebagai lambang kebahagiaan.

    Keren nich Mbak hasil reviewnya. Aku sich pengennya mereview filem animasi
    hello kitty aja. Cuma aku yakin, ga bakal dapat izin dari suami.. Hahahha

    BalasHapus
Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)