Mengunjungi Puspiptek, Mengagumi Teknologi Kesehatan dan Obat di Indonesia

Anda Tahu Apa itu Puspiptek? 

foto: puspiptek.ristekdikti.go.id
Bagi masyarakat umum, terutama yang tinggal di luar Pulau Jawa, nama Puspiptek masih terasa asing di telinga. Tak semua orang tahu tempat ini, bahkan mahasiswa sekalipun, banyak yang belum mengetahuinya. Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) merupakan anugerah besar bagi kebangkitan dunia sains Indonesia. 

Di sinilah pusat berkumpulnya para ilmuan, peneliti, lembaga penelitian dan orang-orang yang punya dedikasi besar untuk kemajuan sains di Indonesia. Bangunan puspiptek terletak di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten. 

Di bawah pimpinan Dr. Ir. Sri Setiawati, M.A. Puspiptek telah banyak melahirkan berbagai hasil penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Namun sayangnya, info ini jarang terekspos keluar, sehingga orang tidak tahu kalau ilmuan-ilmuan Indonesia telah melahirkan banyak produk teknologi yang membanggakan. 

Dampaknya, orang Indonesia tidak pede dengan produk Indonesia, sebab mereka tidak tahu kalau di Indonesia ada pusat penelitian dengan hasil-hasilnya yang luar biasa seperti Puspiptek. Mungkin kita pernah mendengar nama-nama ilmuan seperti DR.Warsito yang menemukan rompi anti kanker, Khoirul Anwar penemu 4G dan ilmuan-ilmuan yang populer lainnya. 

Kebanyakan mereka terlahir dan ternaungi dalam Puspiptek. Dan uniknya lagi, di sini bukan hanya menjadi pusat penelitian untuk sekala labor, namun juga disediakan pusat inkubasi skala labor menuju skala produksi pasar melalui TBIC (Technology Business Incubation Center). Jadi bukan sekedar meneliti, tapi para ilmuan juga dipersiapkan menjadi para pebisnis yang siap bersaing di pasar yang lebih luas. 

Hasil Penelitian di Bidang Teknologi Kesehatan dan Obat 

Puspiptek menjalankan 8 fokus bidang penelitian yang terus dikembangkan, salah satunya adalah bidang Teknologi Kesehatan dan Obat. Bidang kesehatan merupakan bidang yang sangat dekat dengan kebutuhan masyarakat setiap waktu. Maka penelitian di bidang ini perlu terus digesa untuk melahirkan teknologi berkelas yang mampu bersaing secara internasional. 

Lihat lah betapa saat ini orang Indonesia lebih senang berobat ke luar negeri dibandingkan dirawat di Indonesia. Selain biaya yang mahal, orang merasa teknologi di Indonesia ini banyak yang tak memadai bila dibandingkan dengan rumah sakit luar negeri. 

Padahal faktanya, di Puspiptek sendiri, penelitian di bidang Teknologi Kesehatan dan Obat telah melahirkan banyak produk di bidang kesehatan yang sudah berkelas internasional. Jadi sebenarnya orang Indonesia tak perlu lagi jauh-jauh ke luar negeri, karena di Indonesia sudah ada berbagai teknologi yang berkualitas. 

Radioisotop sistem tanam untuk penyembuhan kanker 

foto: doc.pribadi
Melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang ada di Puspiptek, para peneliti telah mampu mengembangkan senyawa radioisotop untuk penyembuhan penyakit kanker dengan system transplantasi atau tanam. Seed I-125 yang bekerja sebagai sumber radiasi cukup ditanamkan saja di dalam jaringan tubuh yang mengalami kanker. 

Dalam bentuk padatan, memiliki panjang 10mm dan diameter 1mm saja, radioisotop ini mampu menjadi solusi bagi pengidap kanker dengan resiko yang lebih ringan dibandingan cara pengobatan lainnya. Dengan cara ditanamkan tersebut, keberadaan Seed I-125 tidak mengganggu atau merusak jaringan tubuh yang lain, hanya mengatasi di bagian yang ditanamkan saja. Teknologi ini dinilai sangat inovatif bagi penyembuhan pasien kanker. 

Selain lebih aman untuk jaringan sel di sekitarnya, dengan sistem pengobatan menggunakan radioisotop ini juga bisa lebih menghemat anggaran pengobatan. Pasien tak harus dirawat menginap di rumah sakit. Setelah dilakukan transplantasi, pasien boleh pulang ke rumah. Sebelumnya, teknologi seed brakiterapi ini telah dikembangkan di Cina. 

Pasien dari Indonesia yang telah berobat di Cina mengaku menggunakan teknologi ini untuk penyembuhan terapi kanker. Dengan adanya pengembangan teknologi tersebut di Batan, Puspiptek, maka sekarang berobat tak perlu lagi ke luar negeri. Karena Indonesia melalui para ilmuannya telah mampu memproduksi sendiri teknologi tersebut. 

Kit untuk deteksi kanker mulut rahim 

foto: lipi.go.id
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit mematikan yang ditakuti kaum wanita di Indonesia. Puspiptek melalui para penelitinya di LIPI telah mampu mengembangkan sebuah kit yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya virus Human Papillomavirus (HPV) sebagai penyebab kanker tersebut. 

Alat ini secara spesifik juga mampu mendeteksi jenis HPV yang ada, apakah HPV utama (tipe 16 dan 18) atau HPV penyebab kutil kelamin (tipe 6 dan 11). Kit ini juga mampu mendeteksi perlu atau tidaknya seseorang diberi vaksinasi HPV. Kit yang sudah memiliki hak paten dengan nomor No. P00201100876 tersebut memiliki banyak keunggulan yang memudahkan masyarakat Indonesia untuk menggunakannya. 

Kit ini bisa digunakan untuk pria dan wanita, Mampu mendeteksi stadium awal atau infeksi prakanker yang terjadi. Selain itu juga bisa digunakan dengan berbagai jenis sampel biologis yang ada. Dengan adanya produksi kit ini di dalam negeri, akan membuat harganya lebih murah dan kesempatan untuk bisa menggunakannya pun lebih luas bagi masyarakat Indonesia. 

Alat pengolah air banjir layak minum 

foto: lipi.go.id
Sebagian besar kawasan di Indonesia merupakan area rawan banjir yang bakal mengalami bencana tersebut bila musim penghujan tiba. Baik di daerah Jawa maupun luar Jawa, banjir sering terjadi. Oleh karena itulah, dibutuhkan teknologi inovasi yang mampu merubah bencana menjadi sesuatu yang bermanfaat. Melalui LIPI, Puspiptek telah merilis sebuah teknologi pengolah air banjir layak minum tanpa menggunakan bahan kimia. 

Mengolah air menggunakan bahan kimia bisa dilakukan oleh banyak pihak, namun dengan menggunakan alat dan sistem kerja yang bebas bahan kimia masih jarang ditemukan orang. Alat pengolah air banjir tersebut dibuat dengan sistem filtrasi atau penyaringan hingga kualitas air mencapai standar baku mutu kualitas air layak minum, baik secara kimia, fisika maupun biologi. 

Dengan adanya alat ini, dapat membantu mengurangi resiko masalah yang sering terjadi pada saat banjir. Di kawasan bencana biasanya sulit ditemukan sumber air bersih untuk kebutuhan MCK warga. Namun dengan adanya alat ini dapat membantu warga yang mengalami bencana untuk penanganan ketersediaan air bersih. 

Penelitian demi penelitian di bidang teknologi kesehatan dan obat terus dikembangkan di Puspiptek. Masih banyak lagi teknologi dan obat-obatan yang dihasilkan di dunia industri kesehatan dalam negeri. 

Sebagai anak bangsa kita patut bangga dan menghargai buah karya para ilmuan kita. Berusaha untuk bangga dan yakin dengan produk dalam negeri. Sehingga dengan kemauan kita untuk menggunakan produk dalam negeri, akan dapat memacu para ilmuan dalam meneliti dan mengembangkan teknologi selanjutnya.  

(Oleh: Sugiarti, S.Si/ Naskah ini diikutsertakan dalam lomba anugerah pewarta puspiptek kategori blogger tahun 2018)

Posting Komentar

0 Komentar